Apabila
kita hayati! Sila keberapa yang paling berkaitan dengan Cinta Tanah
Air? Cinta Tanah Air merupakan wujud Pengamalan Sila III yaitu Persatuan
Indonesia. Perwujudan rasa persatuan dan cinta tanah air harus kita
laksanakan di lingkungan keluarga, sekolah, tempat tinggal kita, bahkan
di manapun kita berada. Misalnya di keluarga kita amalkan sikap dan
tingkah laku hemat, disiplin dan bertanggung jawab dalam mewujudkan
keutuhan dan kebersamaan agar tercapai kebahagiaan lahir batin, di
sekolah perwujudan rasa persatuan dan Cinta Tanah Air dapat kita
wujudkan/amalkan melalui kegiatan-kegiatan OSIS, UKS, PMR, PRAMUKA dll.
Kegiatan-kegiatan tersebut dapat berupa gerakan penghijauan, kebersihan,
karyawisata, upacara bendera
dll.
Semangat persatuan dan kesatuan di lingkungan masyarakat dapat kita
lakukan melalui kegiatan-kegiatan seperti siskamling, kerjabakti dll
guna mempererat tali persaudaraan kita sebagai umat menusia dan
kegiatan-kegiatan seperti itu telah diprogramkan melalui organisasi-organisasi pemuda misalnya Karang Taruna dan KNPI.
Sebagai
generasi penerus bangsa, hendaknya kita semua dapat mewujudkan sikap
dan tingkah laku kita yang bermanfaat bagi kepentingan masyarakat dan
menghindari penyimpangan-penyimpangan sosial yang dapat merusak
norma-norma dan nilai-nilai kebudayaan Indonesia karena
peyimpangan-penyimpangan bukan hanya merugikan diri sendiri tapi dapat
merugikan masyarakat pula bahkan negara, misalnya nal-yang dapat kita
hindari dari peyimpangan sosial tersebut dengan cara menjauhkan diri
dari pengaruh narkotika, obat-obatan terlarang, minuman keras, seks
bebas dan perkelahian.
Karena hal itu akan menghancurkan diri sendiri dan masa depan bangsa dan negara.
Sebagai pengikut dan umat Rasulullah Saw, seluruh kaum Muslimin di negara di manapun mereka berada, termasuk di Indonesia pasti akan mencintai tanah airnya sendiri. Bagi kaum Muslimin, kecintaan pada tanah air adalah bagian dari akidah dan keyakinan, bukan semata-mata karena unsur kebangsaan atau nasionalisme. Sejarah telah menunjukkan, bahwa yang paling gagah berani merebut kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan penjajah adalah para ulama, para kiai, para santri, dan kaum Muslimin secara keseluruhan. Bagi mereka, mengusir penjajah dan merebut kemerdekaan adalah bagian dari jihad yang harus dilakukan dengan kesungguhan. Mati dalam mengusir penjajah adalah bagian dari syahid yang sangat tinggi nilainya dalam pandangan Allah SWT.
Setelah
kemerdekaan sampai dengan saat sekarang pun, kaum Muslimin tetap
konsisten mencintai tanah airnya. Hanya saja tidak sekadar diungkapkan
secara verbal dalam bentuk kata-kata, akan tetapi diwujudkan dalam upaya
perbaikan tatanan kehidupan bangsa. Perbaikan dalam bidang ekonomi,
pendidikan, politik, sosial dan budaya dan bidang-bidang lainnya,
termasuk dalam bidang akhlak dan moral.
Kaum
Muslimin sangat menjaga betul akhlak dan moral bangsa, tidak ingin
dihancurkan oleh kekuatan apa pun dan dari mana pun datangnya. Karena
itu, sering kaum Muslimin bereaksi keras terhadap upaya penghancuran
moral bangsa, seperti rencana diterbitkannya majalah Playboy ataupun
lokalisasi perjudian dan perzinahan. Reaksi keras ini sebagai bagian
dari kewajiban amar makruf-nahi munkar dan sebagai perwujudan dari
kecintaan terhadap tanah air. Sebaliknya, jika diam atau bahkan
mendukung hal-hal negatif tersebut di atas, walaupun mengaku cinta tanah
air yang diungkapkan secara verbal, maka pada hakikatnya adalah sedang
menebarkan kebencian dan kehancuran pada bangsa dan tanah airnya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar